Momo : Sebuah Buku Dongeng

Sering kali saya mempunyai rasa penasaran yang besar terhadap sesuatu, kadang saking besarnya sampai-sampai seluruh pertanyaan itu terbawa dalam mimpi. Rasa penasaran itu kadang bisa ditahan, kadang juga tidak. Beberapa rasa penasaran yang awalnya besar kadang mengecil terus hilang ditelan waktu. Beberapa diantaranya masih besar saja dari hari ke bulan, tidak kunjung hilang. Menunggu terjawab.

Jenis rasa penasaran yang kerap saya turuti belakangan ini adalah penasaran akan isi buku. Saya pernah membaca buku Sutan Sjahrir (yang ditulis oleh Rosihan Anwar) hanya karena beliau pernah diasingkan di Banda Neira, dan kisah pengasingan itu diceritakan sedikit di novel biografi keponakannya, Chairil Anwar. Sesederhana itu. Saya pikir, saya akan lebih bisa menikmati isi sebuah buku kalau saya penasaran akan apa isinya duluan. Dan kenyataannya saya belum juga menyelesaikan buku itu, berat. -_-

Buku yang kali ini membuat saya penasaran adalah buku dongeng, berjudul Momo karangan Michael Ende. Buku yang sudah langka dan tidak dicetak ulang, bahkan saya mencari di toko buku online yang (katanya) masih baru harganya mencapai Rp.250.000,-. Itu setengah harga sewa kamar kos saya selama sebulan. 😦 Saya jadi penasaran buku barunya dulu harganya berapa ya???

Akhirnya setelah mencari di internet, dengan duduk ditempat dan tidak kemana-mana, saya menemukan buku Momo yang bekas dengan harga yang lumayan (mahal) diantara yang mahal-mahal lainnya. Saya baca buku itu dimanapun ada kesempatan, seringnya di bank sambil menunggu. Sampe para teller kemarin heran waktu bertanya kepada saya, “Itu buku apa, Mbak?” Saya jawab, “Dongeng.” Mereka tersenyum tipis dan tidak tertarik lagi. Pertanyaan yang sama diajukan beberapa teman saya di kantor, kemudian mereka berkata, “Ya, pantes anaknya kecil, bacaannya dongeng.” Saya berniat besok-besok benar-benar saya akan membawa buku fabel sekalian, biar kantor saya seperti taman kanak-kanak. Hahaha. Lagian apa salahnya mau tua mau muda baca dongeng, toh banyak orang tua yang mendongeng untuk anaknya sambil membaca buku juga. Ya, kan?

Saya tahu buku ini dari Mbak Momo, tak lain tak bukan Mbak Momotaro yang kalau ditanya rumahnya di mana, jawabannya adalah, “belokan kanan kedua, lalu lurus terus sampe pagi.” Entah dimana itu, yang jelas saya senang sekali karena akhirnya membaca buku ini. Yeaay. Terima kasih, Mbak. ❤

Ini cerita tentang diri sendirinya panjang sekali. Jadi, isi buku itu apa?

Satu bocoran yang saya dapatkan sebelum membaca buku ini adalah : Momo seorang pendengar yang baik. Jadi, dengarkanlah baik-baik ringkasan cerita ini.

 

Momo-Michael Ende

Momo mendengarkan segala sesuatu, anjing dan kucing, jangkrik dan katak, bahkan hujan dan angin yang membelai pepohonan.(hal.25)

Di sebuah kota besar yang sudah berusia tua, di reruntuhan amfiteater, yakni bangunan setengah lingkaran yang digunakan orang-orang untuk menonton pertunjukan pada zaman itu, munculah seorang anak kecil, kisaran usianya 12 tahun. Tak ada orang yang mengenalnya, dengan kata lain Momo yatim piatu dan Momo sendiri tidak tahu dirinya berasal dari mana. Yang Momo tahu, Momo ada sejak dulu. Atas kebaikan hati masyarakat sekitar Momo dibuatkan tempat tinggal di bawah reruntuhan amfiater. Dan disanalah, di reruntuhan amfiteater itu, Momo banyak mendapat kawan. Tua-muda, besar-kecil, datang silih berganti untuk bercerita kepada Momo. Momo mendengarkan dengan baik, dengan seksama, sampai orang yang bercerita menemukan sendiri solusinya, orang yang bingung menemukan ide baiknya, orang yang sempit menemukan sendiri kelapangannya. Momo hanya mendengarkan mereka. Mendengarkan dengan sepenuh hati.

Kawan-kawan Momo yang tak kalah rutin berkunjung adalah anak-anak. Bersama Momo mereka bermain setiap hari. Permainan baru selalu muncul setiap hari, permainan yang selalu hidup dan seru. Bermain tidak lagi membosankan. Semua itu begitu mengasyikkan semenjak ada Momo.

Diantara semua itu, diantara semua sahabat Momo, ada dua sahabat Momo yang unik. Adalah Beppo Tukangsapujalanan yang pendiam, Momo sabar menunggu, menunggu Beppo yang pendiam sampai akhirnya Beppo mulai bercerita meski awalnya dengan patah-patah. Siapa sangka Beppo yang tua nan kurus itu, yang seringkali diberi kode jari miring di pelipis oleh beberapa orang yang lewat, memiliki kalimat bijak yang telah dipikirkannya lama-lama. Lama sekali, kalimat yang dikumpulkannya berhari-hari, bulan bahkan mungkin tahun. Kalimat yang dipikirkannya sejak lama itu akhirnya mampu disampaikannya pada Momo di suatu hari. Momo tahu Beppo butuh waktu, agar apa yang dikatakannya tidak salah.

“Begini, Momo,” Beppo akan berkata, “kadang-kadang jalanan membentang panjang di depan kita. Dan kita pikir jalanannya panjang sekali, takkan ada yang sanggup, begitu kita pikir. Dan habis itu kita mulai terburu-buru. Semakin lama kita semakin terburu-buru. Dan setiap kali menoleh, kita melihat bahwa jalanan yang belum dikerjakan tetap saja panjang. Dan kita semakin kalang-kabut, kita mulai ketakutan, akhirnya kita kehabisan napas dan tidak sanggup meneruskan pekerjaan. Dan jalanan tetap saja membantang. Itu cara yang keliru.”

Ia merenung beberapa saat. Kemudian ia kembali angkat bicara, “Kita jangan pikirkan seluruh jalanan sekaligus, kau mengerti? Pikirkan langkah berikut saja, tarikan napas berikut, ayunan sapu berikut. Lalu yang berikutnya lagi.” Untuk ketiga kalinya ia terdiam dan berpikir dulu sebelum menambahkan, “Dengan cara itu, pekerjaan kita akan menyenangkan. Itu penting, sebab kita jadi bekerja dengan baik. Dan begitulah seharusnya.” (hal:42-43)

(Waktu membaca ini, saya sambil melirik tumpukan pekerjaan saya di meja, seperti halnya menyapu, dia juga menggunung. Dan pekerjaan saya juga harus tidak dipandang seberapa tinggi tumpukannya kali ya, tapi dikerjakan satu-satu, satu lembar demi satu lembar.)

Dan sahabat Momo yang satunya alah Gigi Pemanduwisata, nama aslinya Girolamo, tapi karena pekerjaannya yang tidak tetap dan bergonta-ganti, maka menjadi pemandu wisata adalah satu dari sekian pekerjaannya yang lebih terlihat. Gigi adalah si cerewet, selama menjadi pemandu wisata dadakan dia akan menceritakan cerita yang dikhayalnya, sampai-sampai kadang pendengarnya merasa tidak perlu percaya dan mengabaikannya. Namun, setelah ada Momo, setelah bertemu dengan Momo. Cerita atau lebih tepatnya dongeng Gigi, menjadi lebih hidup. Gigi tidak perlu lagi mengulang cerita yang kemarin, tapi Gigi selalu mendapatkan ide baru setiap harinya.

Semuanya berjalan demikian, seseru itu setiap hari sampai pada akhirnya muncul pasukan kelabu yang mengelabukan semuanya. Pasukan yang serba kelabu, bersetelan jas kelabu, topi kelabu, tas kerja kelabu, mobil kelabu, suara tanpa nada yang kelabu, dan wajah yang juga kelabu. Selalu terselip cerutu yang juga warna kelabu di mulutnya. Apabila dia tengah mendekati seseorang, maka hawa di sekitar mereka akan berhembus menjadi dingin sekali.

Para tuan kelabu ini semakin hari semakin banyak saja, menyesaki kota, namun keberadaannya tidak disadari orang-orang. Dan memang dibuat demikian oleh tuan kelabu. Para tuan kelabu bekerja di Bank Waktu, yang mana tugasnya adalah mencari nasabah yang pada akhirnya menabungkan waktunya di Bank Waktu. Orang-orang yang menabung di Bank Waktu setelah transaksi janggal itu akan benar-benar menghemat waktunya. Mereka semakin menghemat waktu, jarang bersapa satu sama lain. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Anak-anak tidak mendapat waktu dari orang tuanya sekadar untuk bercengkrama atau bermain bersama. Orang-orang mengerjakan pekerjaan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Namun, semakin banyak mereka menghemat waktu, semakin cepat hari berlalu rasanya. Tahu-tahu sudah seminggu, dua minggu dan sudah berganti bulan.

Kawan-kawan Momo tak lagi berkunjung, justru anak-anaklah yang setiap hari semakin ramai datang, tapi mereka datang bukan untuk bermain melainkan mencari tempat berlindung. Anak-anak pada akhirnya menceritakan tentang kesibukan orang tuanya masing-masing yang rasanya semakin tak ada waktu untuk mereka. Waktu kebersamaan digantikan dengan mainan yang melimpah atau uang jajan yang bertambah. Hal aneh ini dirasakan oleh Momo dan kedua kawannya, Beppo dan Gigi. Momo pun mengunjungi kawannya satu persatu. Nicola si tukang batu, Nino yang mempunyai kedai dan kawan lainnya.

Hal ini tentu saja diketahui oleh para tuan kelabu dan Momo adalah hambatan bagi mereka. Hingga datanglah salah satu tuan kelabu di reruntuhan amfiteater pada suatu malam menemui Momo, dengan iming-iming mainan yang tidak bisa dimainkan, lelaki itu membujuk Momo. Momo diberi boneka berbicara yang katanya sempurna tapi tidak bisa dimainkan menurut Momo. Namun, karena kemampuan Momo yang sangat baik dalam mendengarkan, Momo mendengarkan sampai ke dasar hati yang gelap milik tuan kelabu, hingga akhirnya tuan kelabu malah membongkar rahasia besar terkait pekerjaan mereka.

Lelaki tersebut, yang belakangan dipanggil dengan nama Agen BLW/553/c, akhirnya diadili dan dieksekusi di pengadilan para tuan kelabu. Dan Momo adalah target selanjutnya untuk ditangkap. Sebelum itu, sebelum para tuan kelabu menemukan Momo, datanglah Kassiopeia, kura-kura Empu Hora yang akan menuntun Momo ke Wisma Berantah. Empu Hora adalah sang pengatur waktu yang melindungi Momo tanpa sepengetahuan Momo.

Berbekal sekuntum Kembang waktu dari Empu Hora dan ditemani oleh Kassiopeia, Momo melawan para tuan kelabu, menyelamatkan manusia-manusia yang waktunya terampas. Hingga akhirnya semuanya kembali seperti sediakala.

***

Begini penampakan bukunya :

Judul : Momo
Penulis : Michael Ende
Alih Bahasa : Hendarto Setiadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004
ISBN : 979-22-0943-3

momo.jpg
Momo – Michael Ende

61 thoughts on “Momo : Sebuah Buku Dongeng

  1. Assalamaualaikum mbak Ikha, apa kabar?
    Waktu membaca judulnya saya langsung teringat mbak Momotaro,
    Ceritanya bagus ya, saya paling suka cerita Beppo krn filosofis sekali, jadi memotivasi kita untuk tidak mudah menyerah terhadap banyaknya “PR” dalam kehidupan, yang penting mulai dilakukan/dikerjakan satu2 ya …
    Tapi sy tdk terllau paham tentang Tuan Kelabu, hmm

    Liked by 1 person

    1. Wa’alaikumussalam, Bundaaa. Alhamdulillah, Ikha sehat Bunda. Bunda bagaimana kabarnya?
      Mengingatkan sama Mbk Momo ya Bun, tiap kali baca saya juga ingat mbk Momo.
      Benar Bunda, Beppo mengingatkan akan ikhlas dan menikmati pekerjaan, dikerjakan satu-satu.

      masuk ke cerita Tuan kelabu memang agak fantasi Bunda, masalah bank waktu dan cara-cara mereka membekukan waktu. jadinya agak ngayal, hehe

      Liked by 1 person

      1. Alhamdulillah saya sehat juga mbak Ikha
        Hanya lagi dapat serangan malas ngeblog sj beberapa bln ini.
        Iya mbak, ingat mbak Momo
        betul …. ikhlas dan sabar terhadap pekerjaan atau permasalahan apapun yg kita hadapi yang penting tetap dihadapi satu2

        Liked by 1 person

      2. Kalau sudah kangen kita-kita yang di blog nanti pasti semangat nulis Bun. 😉
        *kok PD ya 😂

        tapi saya suka kangen bunda kadang, kalau lama ga keliatan post.

        Liked by 1 person

      3. He he he iya mbak, maksasih sdh kangen saya, bagaimanapun biar kita ini cm kenal di udara tapi sdh ada ikatan batih sehinga bisa saling kangen, smg ini bisa memunculkan niat untuk terus ngeblog ya.
        yang lagi menghilang dr blog mas Shiq4 ya mbak ? Padahal kan tulisan mas shiq4 banyak yg memotivasi kita. Apa mbak Ikha tahu kabar nya? ini jg menimbulkan kekangenan kita kan?

        Liked by 1 person

      4. Amin, semoga demikian Bunda.
        iya, Bunda. Mas Shiq belum menulis lagi sejak akhir Januari. Ikha belum tahu kabarnya Bunda, lama tidak melihat komentar beliau juga di blognya teman-teman. 😦
        Semoga beliau sedang dalam keadaan sehat-sehat meski sedang libur menulis.

        Liked by 1 person

    1. Sepertinya sudah ada filmnya Mas, barangkali mau nyari.

      Iya benar, mas. ngena banget petuahnya Beppo. Sebenarnya ada banyak petuahnya Beppo lagi, tapi ga mungkin ditulis semua 😀

      Like

  2. *masih loading hubungan Mbak Momotaro dengan Momo 😂

    Waa akhirnya kesampaian juga baca dongeng. Kata-katanya jleb ya. Jadi ingat mesti realistis dan selow saja dalam meniti keinginan. Tidak grusa-grusu. Step by step. Alon asal kelakon hihi

    Liked by 1 person

    1. Hubungan mereka apa yaa… Itu Mbk Momo ngefans sama Momo. hehe

      Iya Mbak, kesampaian baca dongeng, setelah sekian lama ini baru baca dongeng lagi.
      betul, alon-alon asal kelakon.

      Liked by 1 person

  3. Dongeng yang sepertinya berat yak wkwk
    Inget buku momo ini pernah disinggung mbak mo dalam salah satu tulisannya. Eh ternyata kak ikha baca juga haha. Gimana kak, terpuaskan membacanya? Sampai dibaca di mana-mana itu super skaleee

    Btw kukira cuma aku yang menghilang dari peredaran blog wkwk

    Liked by 1 person

    1. Wkwkwk, iya Fadel. Aku tahu dari Mbak Momo juga buku ini.
      Terpuaskan sangat. 😂

      Aku hilang tapi ga sepenuhnya hilang. Ah, nanti juga kembali kalau sudah waktunya. Wkwkwk

      Like

  4. Ngomong2 harganya belum tersingkap nih. Penasaran semahal apa sih 😂

    Aku yang kemarin hilang sepenuhnya kayaknya huhu. Moga waktunya cepet ya kak! Pekerjaan dunia nyata yang panjang emang mesti dikerjain satu-satu :”

    Liked by 1 person

Leave a comment