Namanya Rini, nama yang kusebut justru karena fotonya tidak ada di sini. Rini punya gigi gingsul dan lesung pipi. Rambutnya panjang diikat rapi. Bisa kamu bayangkan, Rini itu anaknya manis sekali.
Rini adalah temanku waktu SD. Teman jajan ke kantin membeli kerupuk pelangi yang harganya masih dua puluh lima rupiah sebiji. Teman bermain lompat tali di bawah pohon tanjung ketika jam istirahat telah tiba. Teman membaca buku di perpustakaan sambil sekali dua kali membicarakan isinya. Teman bermain di kali (sungai) ketika ada tugas sekolah membuat patung dari tanah liat. Teman ketika tertawa dan menangis di musim panas dan gerimis. Kami mempunyai satu kisah di sekolah yang sampai tua tidak akan pernah kami lupakan. Kisah yang mengeratkan persahabatan kami dan membuat kami sadar bahwa kesalahpahaman yang tidak diluruskan hanya akan membuat kami semakin jauh. Kami berpisah ketika lulus SD dan kami dipertemukan kembali ketika sudah lulus kuliah masing-masing. Begitu lama waktu memberi jeda untuk kami kembali bersua.
Rini adalah salah satu teman masa kecil, Rini tetaplah Rini temanku ketika kami sudah tumbuh besar dan menjadi setua sekarang. Rini adalah Rini yang sama, yang guyonannya selalu bisa membuat kami lepas tertawa.
Kalau sebuah pertemanan boleh diibaratkan dengan sebuah bangun datar, aku lebih suka mengibaratkannya dengan lingkaran. Dalam matematika lingkaran adalah bangun datar yang memiliki simetri lipat tak terhingga, dibuat dengan memulainya dari satu titik dan mempertemukannya dengan titik awal. Lingkaran itu berawal tapi ketika sudah sempurna melingkar, dia tidak berujung.
Lingkaran itu berawal tapi tidak berakhir. Demikian dengan sebuah pertemanan. Dia berawal tapi tidak berakhir. Maka, aku dan Rini adalah salah satu lingkaran yang meluas (karena jarak). Jika kamu mengenal Rini, maka lingkaran pertemanan kita sedang beririsan. Begitu terus selanjutnya hingga pertemanan-pertemanan yang kita bangun adalah irisan dan singgungan lingkaran tak berujung yang terus meluas seluas gerak dan perpindahan kita. Bergerak dan berpindah, bertemu orang baru.
Rini sekarang memang jauh, tapi sejauh apapun jarak merentang, lingkaran yang kami bangun tidak akan putus. Lingkaran itu justru membesar dan bertalian semakin kuat. Lingkaran pertemanan yang dibangun dengan hati maka akan hati-hati pula kami menjaganya.
*pernah diposting dan diikutkan GAnya mbk Fasya di instagram bulan Maret lalu
MasyaAllah . . . kak Ikha masih aktif dan konsisten ngeblog 😊
Salut 🤗
LikeLiked by 1 person
hallo mas rahman, iya saya di sini hehe
LikeLike
aku juga akan menambah irisan
LikeLike
irisan apa mas, irisan bawang ? 😀
LikeLiked by 1 person
irisan lingkaran teman 😂😂
LikeLiked by 1 person
Wah, ngalamin juga harga jajan 25 perak. Hheee
Jaga terus lingkaran persahabatannya ya mba.
LikeLiked by 1 person
Wadau.. jadi keliatan generasinya ya 😀
Siap, Mas 😀
LikeLike
SubhanAllah, semoga persahabatannya sampai di jannahNya ya mbk, aamiin..
LikeLiked by 1 person
Aamiin.. terima kasih doanya mbk..
LikeLiked by 1 person
Sama2 mbk..
LikeLiked by 1 person
Smoga persahabatannya tak pernah putus, trus terjalin serta selalu diridhoi-Nya. Aamiin 🙂
LikeLiked by 1 person
Aamiin, terima kasih doanya Ruri. 🙂
LikeLiked by 1 person
Okeyy 🙂
LikeLiked by 1 person
Nama sahabatku SD juga Rini. Aku menganggapnya sahabat. Tapi, ternyata hanya aku yang menganggap. Bodohnya, aku masih saja menganggap dia sahabatku sampai sekarang kalau pas lagi kurang kerjaan. Haha. Sedihnya~~ :”
LikeLiked by 1 person
Perasaan sahabatan yang sebelah saja ya. Kamu iya, ternyata dia enggak. Suci sedihnyaa ~~😢
Sibukin diri, biar ga kurang kerjaan. 😃
LikeLike
Wkwkwk.. okay mbak.. ciaps~
LikeLiked by 1 person
sudah bisa pasang ig di postigngan yah, hihihi
yang belum ada lingkaran cinta, wkwkwkw
LikeLiked by 1 person
Iya. Sudah. Hahaha.
Hahaha…. aku masih pesen cetakan lingkarannya ke Langit. 😅
LikeLiked by 1 person
kalau masih pesen, berarti masih belum lahir donk…
entar keburu…, ah sudahlah..
LikeLiked by 1 person
bukan ih mas nur, tapi lingkarannya belum bersatu, belum jadi lingkaran penuh. jadi belum ketemu. wkwkwkwk.
ah, sudahlah.. mau apapun alasannya pasti ada peluang buat dibully 😦
LikeLike
aku nggak sejahat itu deh..
emang pernah aku mbully…
Aku kan baik orangnya 🙂
LikeLiked by 1 person
Ga pernah kok, ga pernah berhenti bully.
LikeLike
Kangen temen dari keciil, tapi udah pada ilang 😥
LikeLiked by 1 person
Udah pisah-pisah semua ya 😢
LikeLike
Suka analoginyaa. Tapi kenapa ya kalo yg berteman laki-perempuan cenderung punya akhir, ga seperti lingkaran haha.
LikeLiked by 2 people
Huehehehe. Pasti ada perasaan yang lebih jika demikian. Jadi lingkaran yang putus. Hahaha.
LikeLike
Wqwq 😂😂😂
*ketawa ah
LikeLike
Selalu terharu baca tulisan Mbak Ikha :”) Salam untuk Rini ya Mbaaak!
LikeLiked by 1 person
Makasih Bageur. Siap, nanti disampaikan. :’)
LikeLike
Rini belia usiamu. Kutahu cinta belum saatnya *nyanyi.
Sama temen bs gini yaaaaaaa…
Coba cowok. Pepet aja
LikeLiked by 1 person
Setiap hela nafas yang berdesah
Hanyalah cintaaa… *wowow
Wkwkwk
Pepet terus,
LikeLike
Masa kecilku penuh cerita laki-laki
LikeLiked by 1 person