Ada yang mengirim pesan, bahwa dia akan datang, beberapa hari lagi.
Sore itu dia membuka pintu, lalu masuk dan duduk di ruanganku. Perempuan itu bercerita sebentar sebelum akhirnya menangis tersedu. Aku tahu, dia sudah hampir seratus hari tidak punya teman bicara. Maka kini dia butuh pendengaran yang lebih dari dua, lebih dari indra pendengaran miliknya. Dia dan tempat tinggalnya seperti sebuah pengasingan. Hanya ada pengap kamar, keheningan dan lelah akibat bekerja seharian.
Dia menangis, meski tidak ada sebutir pun air mata yang keluar. Dia menangis dan terus menangis bahkan diigauan tidurnya. Dia tidak sedang putus cinta, karena nyatanya cinta dari orang-orang di sekitarnya tidak pernah putus untuknya. Dia tidak sedang patah hati, karena nyatanya hatinya terlalu kuat untuk dipatahkan lelaki manapun.
Di dunia ini bukan hanya urusan hubungan lawan jenis yang membuat patah hati, bimbang dan lelah. Ada banyak hal yang lebih serius dibandingkan itu semua. Kalau kamu patah hati dan merasa duniamu rasanya runtuh seketika, maka barangkali kamu harus mau duduk sejenak dan mendengarkan ceritanya.
Tapi sejak saat itu, sejak kepedihannya yang entah keberapa kali, dia hanya mau bercerita lewat diamnya. Hanya ada beberapa ratus kata yang keluar, tidak banyak jika dibandingkan beberapa tahun lalu. ย Dia tidak mau lagi banyak menjelaskan. Dia hanya terlihat bimbang, dia ragu, dia sedih, dia lelah sangat, dia butuh tempat bersandar.
Dia sudah kenyang dengan berbagai macam kalimat penguatan dan nasihat. Dia tidak butuh itu semua. Dia bisa menguatkan dirinya sendiri bahkan. Tapi dia tetaplah dia, manusia yang hatinya terbuat dari segumpal darah dan kadang rapuh di beberapa sisinya. Tapi dia tetaplah dia, manusia yang punya air mata, yang sekeras apapun ditahan akhirnya keluar juga.
Aku beritahu, ย satu-satunya tempat bersandar yang paling kuat adalah bersandar pada Yang Maha (Memberi) Hidup. Tempat bergantung paling aman, genggaman-Nya paling erat, tempat bersandar paling kokoh. Dan cinta-Nya adalah cinta yang paling menenangkan.
Kini dia terlelap setelah sujudnya yang entah keberapa kali. Semoga hatinya tenang dan lelahnya hilang.
Ramadan ketiga 1439 H
sedih banget ya.. untuk siapakah Ikha?
LikeLiked by 1 person
Seseorang yang beberapa saat lalu duduk di sebelahku. Sayangnya ga mau disebut nama. ๐
LikeLiked by 1 person
jahat banget yaa
LikeLiked by 1 person
Siapa yang jahat ๐๐๐
Ga ada yg jahat.
LikeLiked by 1 person
kalau dijahatin?
LikeLiked by 1 person
Aku ga akan balas jahatin kok ๐
LikeLike
dibalas dengan senyuman ya Ikha
LikeLiked by 1 person
Iyaa. Gitu aja Mas.. ๐
LikeLike
Sedih ih kak bacanya ๐ฅ
LikeLiked by 1 person
Mba cek spam dong, barangkali komen saya di blog mba nyasar. Hee
LikeLiked by 1 person
Komen yang mana? Nggak ada email masuk tuh.
LikeLike
Spam komentar di blog mba.
LikeLike
Aduh, puk puk.. jangan sedih mbak Din..
LikeLike
Dalem ya mba, semoga dia diberi kekuatan yang lebih.
LikeLiked by 1 person
Amiin. Semoga Mas Jalil.
LikeLike
Bagi seorang perempuan, beberapa ratus kata itu ternyata tidak banyak. wow.
LikeLiked by 1 person
Kan perempuan bisa sekali duduk dan cerita sampe berapa ribu kata keluar Mas. ๐
Kalau bagi laki-laki sudah banyak ya “beberapa ratus itu”.
LikeLike
Haha, beberapa ratus ribu ya. Bagus, tingkatkan sampai tembus beberapa milyar.
Saya malah sedang mengembangkan teknik komunikasi tanpa kata…
LikeLiked by 1 person
Kalau jadi beberapa milyar, pendengarnya yg diuji Mas. Kudu sabaar. Hahaha.
Teknik komunikasi tanpa kata? Yg gimana itu Mas? Lewat tulisan gitukah..
LikeLike
Ya tanpa kata. Dari hati ke hati. Haha..
LikeLiked by 1 person
Telepati nih Mas.. hahaha
LikeLike
Bukan. Ini sering terjadi antara suamistri, mereka sering bisa saling mengerti tanpa bertukar kata. Ya begitulah pokoknya.
LikeLiked by 1 person
Oh, begitu. Baiklah bisa dipahami.
LikeLike
Dalem mbak, sedih juga ๐ฅ๐ฅ
LikeLiked by 1 person
Sama ๐ฅ๐ฅ๐ฅ
LikeLike
Horeeee, akhirnya dia datang juga ๐ญ๐ญ๐ญ๐ญ
LikeLiked by 1 person
Hore tapi kok emotnya nangis ๐๐๐
LikeLike
Coba tebak ๐ค๐ค๐ค
LikeLiked by 1 person
Ah, Uda ini sukanya main tebak-tebakan. -__-
LikeLike
๐๐๐
Tulisannya mengharukan Ikhaa, hiks.
LikeLiked by 1 person
dan bikin nangis ya ๐ ๐ ๐
LikeLike
Iya, yang bercerita nangis ๐ข๐ข
LikeLiked by 1 person
Uda empathi sekali, nanti aku sampaikan ke yang cerita deh. :))
LikeLike
Hahaha.
Mau disampaikan apa Ikha?
LikeLiked by 1 person
gini, “Uda jamil turut menangis untukmu mbk” ๐
LikeLike
Trus ditanya “uda jamil iku sopo?” ๐คฃ๐คฃ๐คฃ
LikeLiked by 1 person
wkwkwk. entahlah, biarkan khayalan tetap khayalan
LikeLike
:((
Kadang emang kalau udh sering tersakiti muak sm kalimat nasihat. Apalagi yg bunyinya “i feel u” halah hm
LikeLiked by 1 person
Sabar ya Zah.. kamu kuat sedari awal.
LikeLiked by 1 person
Hmm, baca kisah temen Mbak Ikha kayak sedang berkaca wkwkwk
Ketika usia semakin bertambah dan tanggung jawab semakin besar, kita memang hanya ingin didengarkan ya, Mbak Ikha.
Bersandar sama Allah sudah pasti. Menguatkan diri sendiri juga sudah mampu, Insya Allah. Menyembuhkan luka dihati juga rasanya tidak sesulit dulu. Jika terjatuh, kita juga bisa bangkit lagi.
Namun, berbagi cerita dengan sahabat itu adalah kebutuhan. Sebab, bila sedih, rasa sedihnya akan berkurang. Dan bila bahagia, rasa bahagianya akan berlipat-lipat ganda :””)
LikeLiked by 1 person
Pengalaman ya Mbak. wkwkwk
Huum benar Mbk Shinta, kadang hanya ingin didengarkan. Bercerita saja mampu mengurangi setengah beban. Berbagi dengan sahabat itu melegakan ya Mbak :”)
LikeLiked by 1 person
Aku merasa semakin tua, semakin lebih senang bercerita dalam diam Mbak Ikha wkwk ๐๐
Setuju banget Mbak Ikha, bersyukur banget masih dibersamai para sahabat
๐
LikeLiked by 1 person
Sama mbak Shinta. wkwkwk
Alhamdulillah :))
LikeLiked by 1 person
Suka. Suka. Suka.
Hahaha…
Suka tulisannya lho ya.
Berasa gimana gitu ๐๐๐
LikeLiked by 1 person
Hahaha,
kirain suka sama yang nulis ๐
LikeLike
Aku masih suka lanang. ๐ญ๐ญ๐ญ
LikeLiked by 1 person
Heuheu. Ya ya ya. Aku tahu kok ๐๐๐
LikeLike
Weshh… keren2 mbak Ikha! ๐
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Ruri! :”)
LikeLiked by 1 person
Ayo, Ruri kapan nulis lagi nih ? hehe
LikeLiked by 1 person
wkwkw, lagi sok sibuk buat UKK, mbak ikha. Hehheheh. Insya Allah kalau selesai mau nulis lg. oh iya, lokasi bom kejadian dekat dak sm kos atau kantor mbak ikha??
LikeLiked by 1 person
Semoga UKK lancaar. Biar bisa nulis lagi
Jauh kok Ruri. Amaan insyaAllah. ๐
LikeLiked by 1 person
Amin, Alhamdulillah…
hehehe baru pulang dr skolah ini mbak ikha.
balesnya baru sekarang padahal td subuh sdh diread komennya..wkwkw ๐ sowrry
LikeLiked by 1 person
Eh udah pulang Ruri.
Iya ndak papa. Hehe
LikeLiked by 1 person
Heheh, okeyy ๐
LikeLiked by 1 person
mbak ikha lg kerja kah??
LikeLiked by 1 person
Hehe. Iya Ruri. Tadi masih kerja. Sampe jam 4.
LikeLiked by 1 person
Siip
LikeLiked by 1 person
๐
LikeLiked by 1 person
btw, maaf mbak ikha lama bales. soale nggak ada kelihatan notif nya. Hehehe ๐
LikeLiked by 1 person
Oh iya gapapa Ruri. Santai hehehe
LikeLike
Cool, kereen Mbaak tulisannyaa, rapi, singkat, maknanya tersampaikan, pilihan katanya okee bangeet. Beruntung temannya Mbak Ikha punya teman seperti Mbak Ikhaa ๐
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Ima :))
Alhamdulillah, saya beruntung juga punya teman seperti dia ๐ banyak pelajaran darinya.
LikeLiked by 1 person
Aku suka tulisan kamu ๐ Bagus.
LikeLiked by 1 person
Terima kasih Mas.
LikeLike
Terus menulis, ya ๐
LikeLiked by 1 person
Insya Allah. ๐
LikeLike
Ini kisah nyata ka ikha?
LikeLiked by 2 people
Nyata Finda ๐๐
LikeLiked by 1 person
Dih kok sedih. ๐
LikeLiked by 1 person