Kejahatan yang Tidak Terasa

Akhir tahun 2018 kemarin saya bersih-bersih buku lagi setelah enam bulan yang lalu bersih-bersih terakhir. Tidak dinyana, tumpukan buku saya masih banyak yang belum terbaca. Beberapa diantaranya terlihat dibaca halaman depan saja. Beberapa lagi bahkan masih utuh sampulnya. Sebagian saya ingat itu hasil membeli, sebagian lagi adalah hadiah dari teman-teman. Tapi dibandingkan hadiah, yang hasil membeli sendiri masihlah banyak. bahkan saya tidak ingat kapan belinya. wkwkwk

Membeli buku tapi tidak membacanya atau menjadikannya tumpukan tanpa menyelesaikannya katanya adalah kejahatan. Saya jahat berarti.~

Setelah saya telusuri kenapa buku-buku itu akhirnya mangkrak adalah karena dua hal berikut :

  1. Selera baca berubah
    Sejak bulan september tahun lalu, selera baca saya berubah. saya lebih banyak punya keinginan untuk membaca buku-buku nonfiksi dengan tema-tema tertentu. Akhirnya buku-buku fiksi yang sebelumnya saya beli sudah tidak minat saya baca lagi. seperti novel Dunia Shopie, dulu saya ingin sekali membacanya, tapi karena buku itu saya beli sekitaran bulan September dan belum saya buka sampai Oktober, alhasil dia sepertinya tidak akan pernah saya baca sampai selesai. oke, bye bye.
  2. Waktu baca yang tidak teratur dan sedikit
    Yap, sudah lama ini waktu baca saya tidak teratur. Kalau dulu setelah pulang kerja setiap malam saya merasa punya waktu baca yang lebih panjang, sekarang bergeser menjadi pekerjaan lainnya yang harus saya selesaikan sebelum bulan Ramadhan tiba. Hingga kadang saya memegang buku seminggu belum tentu genap membaca 4 jam. wkwkkw. dikit sekali, rasanya kering sekali. Ini juga yang berefek pada saya yang jarang posting tulisan.

Lalu bagaimana nasib buku-buku itu?
Lalu bagaimana seterusnya?

  1. Puasa beli buku
    Kalau puasa berarti ada berbukanya dong? Iya dan berbukanya adalah secukupnya. Tidak berlebihan. Jadi sekarang saya mulai menahan diri (lagi) untuk tidak membeli buku yang tidak masuk di selera baca saya. Selain karena dompetnya juga harus puasa. wkwkwk.

Buku terakhir yang saya beli adalah SIM dan SIMI, itupun datangnya masih bulan April nanti karena ikut PO. Sembari menunggu yang belum datang, sambil saya selesaikan dulu yang belum terbaca.

Sebenarnya cara ini pernah saya terapkan di awal tahun 2018 atau entah kapan, tapi ternyata kumat lagi. semoga setelah ini tidak. heuheu

2.  Bersih-bersih
Bahwasannya kalau kita menumpuk buku tapi tidak dibaca itu adalah sebuah kejahatan, maka kini saya kembali menyeleksi buku-buku saya dan memberikannya kepada beberapa teman. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di sini, tentang menyimpan barang yang membuat bahagia. Saya hanya menyimpan buku-buku yang saya suka dan kelak ingin saya baca lagi.

Alhamdulillah, akhirnya kembali beberes, merapikan isi ruangan. Semoga kejahatan-kejahatan yang tidak terasa ini selalu saya sadari dan tidak terulang lagi.

Setelah merapikan buku, saya melihat sisi lainnya mencari-cari apa yang minta untuk segera dibersihkan.

Lalu mikir, sepertinya kita memang harus sering-sering menengok isi rumah, barangkali ada satu sisi yang penuh dan minta dibersihkan. Terlebih isi hati. Biar bersih dari prasangka buruk dan perasaan yang tidak perlu lainnya, maka harus sering-sering dibersihkan. Begitu, kan?

53 thoughts on “Kejahatan yang Tidak Terasa

  1. Terlebih isi hati. Oke. Masuk mbak ika.

    Iya, selera berubah merupakan alasan utama. Dan enggak tahu ya, ketika semakin berumur gini, kok selera fiksi makin menipis. Lebih suka nonfiksi yang bahkan sangat berat.

    Kadang juga bilang ke diri sendiri : Kenapa gak dulu-dulu sih suka nonfiksi.

    Karena mulai sadar bahwa nonfiksi juga merupakan seni yang bernilai sangat tinggi. Lebih mengenyangkan dan lebih memberi otak banyak nutrisi.

    Dan sialnya, mulai suka nonfiksi ketika sudah berumur dan memiliki waktu yang lebih sedikit daripada saat-saat ketika menyukai fiksi.

    Duh

    Liked by 2 people

    1. ada temannya ternyata saya. hehe
      iya Mas Andi, rasanya banyak banget buku nonfiksi yang pengen dibaca. tapi waktunya ga kayak dulu. hmm

      Like

      1. Iya. Udah gitu kalau baca nonfiksi mau gak mau sambil mikir juga dan harus sedia pulpen buat coret-coret dan juga kertas untuk langsung mengikat maknanya, kalau enggak siap-siap aja lepas semua atau nangis nanti harus baca lagi dari awal. 😁 😁 😁

        Like

      2. nah ini juga bener. baca nonfiksi kalau ga diikat pas buka lagi bukunya lupa, apa yang sebelumnya dibaca. 😂
        makin tua, makin banyak yang dipikir, makin susah ngingat-ngingat kalau ga ditulis ulang.

        Like

    1. Mbaak Arika rajin berartii. patut kucontoh nih.
      aku kayak berawal dr waktu bacanya yg mulai ga rajin mbak, jadinya pas waktu bosen pas ke tobuk nyomot lainnya. jadinya numpuk. wkwkwk tapi bukunya ada semua sih masihan. 😅
      lanjutkan kebiasaan baikmu mbak.

      Like

  2. Aku sedang berada dalam fase kalap beli buku, dibacanya ntah kapan 😆 kalau ke toko buku ujung ujungnya beli, padahal niat awalnya hanya lihat lihat saja. Haha parah nih. Padahal niatnya pengin nabung.
    Untuk baca fiksi vs non fiksi kayaknya aku masih anak fiksi deh 😂 buku non fiksiku masih jauh sedikit dari novel fiksi.

    Like

    1. 😆😆😆 hayuk nyicil dibaca mbak Destin.. mungkin kalau ke toko buku kita ga usah bawa dompet yg ada uangnya kali ya, kalau niatannya liat-liat saja. biar ga kalap 😂😂

      gapapa mbak, apapun jenis bacaannya sesuai selera. 😅

      Like

  3. Emang bener sih, kalo ke gramedia rasanya ngeliat buku bagus dikit aja.. pengennya langsung dibeli

    tapi mikir – mikir lagi, soalnya dirumah banyak buku yg gak kebaca, bahkan ada yang lebih 200 halaman 😑.

    Like

    1. iya nih Rin, hahaha. ayo yang numpuk-numpuk kita baca dikit-dikit, nanti kalau ada BBW tahun depan kalau pengen borong lagi jadi ga makin banyak tumpukannya 😂

      Like

  4. Tema tulisan yang sangat kak ikha ini wkwk, dan seperti biasa suka bacanya~
    Puasa beli buku udah kuterapin (terpengaruh dengan postingan di sini yang sebelum2nya itu juga hehe). Tapi sayangnya minat baca malah merendah HAHA. Mohon doanya supaya diri ini muncul semangat agar tidak ‘kering’ lagii

    Btw itu ada typo, bagian poin bersih-bersih, “Bahwasannya kalau kita menumpuk buku tapi tidak dibaca itu adalah sebuah kejatahan” Semacam menumpuk buku tinggal menungggu jatahnya 😂😂😂

    Liked by 1 person

    1. wkwkw, kamu hapal ya Del. makasih lo Fadel.
      Alhamdulillah kamu ketularan juga buat puasa. hahaha. Terlalu sibuk nih kayaknya, jadinya waktu bacanya kepotong buat kesibukan lainnya. semoga semangat membaca lagi Fadel, biar ga kekeringaan~

      Oooh, ya baru nyadaaar. wkwkwk udah aku beneriin. makasih lagi Del..

      Like

Leave a reply to amijasmine Cancel reply