Waktu kita kecil dulu, saat masih sekolah dasar, kita pernah ditanya tentang apa cita-cita kita. Kemudian tangan kita mulai terangkat dan kita berteriak lantang menyebutkan jawaban.
Kita pernah berkeinginan menjadi dokter, karena seringnya kita melihat mereka di televisi, mereka keren dengan tugasnya membantu banyak orang untuk sembuh. Kita pernah bercita-cita menjadi seorang guru, karena kita sadar sepenuhnya sosok yang mendidik kita di depan kelas setiap hari adalah sosok yang begitu berwibawa dan mengajarkan kita banyak hal. Kita pernah ingin menjadi polisi, pramugari, polwan, tentara, bupati atau bahkan presiden.
Waktu kita kecil dulu, kita hidup dengan banyak sekali kesenangan permainan. Petak umpet, layang-layang, gobak sodor, mobil-moblan dari tanah liat, main kelereng atau engklek. Setiap hari permainan kita selalu berganti, tidak pernah kehabisan ide. Kita tidak ada keresahan memikirkan kebutuhan hidup dan permasalahan besar yang esok harus dihadapi.
Dulu waktu kecil, cita-citaku menjadi guru, lalu berganti dokter, lalu berganti lagi pramugari. Tapi kusadar karena tinggiku tidak akan pernah sampai dan cantikku biasa-biasa saja, maka aku rubah cita-citaku menjadi guru (lagi). Hahaha.
Waktu terus berjalan dan kini kita semua tumbuh. Ada yang tercapai, ada yang berganti menjadi lainnya.
Mungkin tidak semua kita mendapati masa kecil dengan berbagai banyak kenangan menyenangkan. Tidak semua kita memiliki kesempatan sekadar berandai-andai ingin menjadi apa. Tidak semua kita masa kecilnya diisi dengan bermain dan bercanda bersama kawan. Karena keadaan yang memaksa kita tumbuh di keluarga yang membuat kita bekerja sebelum waktunya misalnya. Hingga tidak sempat melanjutkan sekolah, tidak bisa menggapai impian seperti yang anak-anak lain inginkan. Tidak semua kita dilahirkan di keluarga yang mendukung apa yang kita inginkan. Entah terbatas finansialnya, hubungan yang tidak begitu sehat atau keutuhan sebuah keluarga yang tidak sempurna.
Kini, mudah-mudahan kita sudah berdamai dengan semuanya. Dan
bersyukur untuk setiap keadaan yang ada. Apa yang telah terjadi, mudah-mudahan bisa menjadikan kita kini pribadi yang lebih bijak dan selalu cinta untuk berbuat kebajikan.
Jika kita diberikan kesempatan menjadi orang tua, semoga pengalaman yang menyertai tumbuh kembang kita, kelak menjadi pelajaran berharga untuk kita menentukan bagaimana kita mendidik anak-anak kita agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari kita.
Selamat hari anak-anak sedunia. Setiap kita pernah menjadi anak-anak. :’)
Dulu cita2ku jadi dokter gigi etapi takut ke dokternya, terus mau jadi business woman etapi kaga ada modal duit sama yakinnya, wkwkwkwkwk jadi anak2 mah yg dianggap keren pokonya langsung dijawab jadi cita2. Padahal pas udah gede gak cuma melulu perihal keren ya. Selamat hari anak sedunia! Baru tau. Hehe.
LikeLiked by 1 person
Haha, iyaa kak, jaman anak-anak dulu mah gitu. Selamat hari anak sedunia, kak! ❤
LikeLike
Cita-citaku sekarang apa ya ?
LikeLiked by 1 person
gimana kalau : meminang dia aja Uda. wkwkwk
LikeLiked by 1 person
Siip. Dia = siapa ya Ikha? 😂
LikeLike
wkwkwk, kujuga tidak tahu Uda.
apa yang embak kemariin itu aja~~~ *kedip2
LikeLiked by 1 person
Husss. Jgn bikin gosip 🙄
LikeLike
la ya ga nggosip ini, kan merumuskan cita2 Uda.
Oke diem.
*Kabur ajaa~
LikeLike
Oke. Tak aminin ae lah 😄😄
LikeLiked by 1 person
Amiin. 😀
LikeLiked by 1 person
Cita citaku..
LikeLiked by 1 person
bila ku besar nanti aku ingin jadi astronot
terbang tinggi di angkasa menembus langit biru~~
jadi nyanyi lagunya Lana Nitibaskara, 😀
LikeLike
Anak” pemimpi tidak pernah berdamai dengan cita”nya
Ia pendam dan keluarkan di waktu yang tepat
LikeLiked by 2 people
hingga akhirnya tercapai ya kak. Alhamdulillah
jadi ingat sama anak-anak Laskar pelangi nih..
LikeLiked by 1 person
Aku yang sekarang tidak memandang lagi cita-cita harus melulu tinggi, hebat, keren.
Karena kini, menjadi sederhana juga sebuah cita-cita. Haha..
Selamat hari anak! Sampai tua pun aku tetap seorang anak :p
LikeLiked by 2 people
Alhamdulillah, menjadi sederhana itu cita-cita yang baik. :))
Yeaay, tetap seorang anak orang tuanya ya :))
LikeLiked by 1 person
Dulunya ingin menjadi seorang desainer, dosen, kemudian dokter hewan, lalu duta besar indo untuk UK. Hehehe… berubah2 sampai skarang.
Aduhai, aku rindu masa kecilku.
LikeLiked by 1 person
Gapapa berubah dek, perjuangkanlah selama itu mampu diperjuangkan :”)
Semoga diijabah yaa..
Hehe
Samaa, jadi rindu masa kecil yaa..
LikeLiked by 1 person
Aamiin allahumma aamiin… 💙💙
LikeLiked by 1 person
Waktu SD pingin jadi dokter, SMP pengen jadi Penulis, SMA pengen jadi guru. Nyatanya dagang-dagang juga ikut jejak Bapak. Masa kecil memang masa yang paling indah, dikasih es krim coklat saja sudah senang seharian 😁
LikeLiked by 2 people
Meski pedagang, ini sekarang juga sudah jadi penulis kak. hehe, meskipun masih ngeblog.
Benar kak, hadiah es krim aja udah bikin bungah 😀
LikeLike
Betul juga sih, haha.
Jadi keinget kalimat yang entah baca di buku atau denger dari orang:
menjadi dewasa artinya kehilangan banyak tawa.
Yah, tanpa terasa kayak baru kemarin pakai kaos belepotan tanah liat setelah main seharian di tanah lapang, waktu memang cepat sekali berlalu.
LikeLike
Iya Kak, waktu serasa cepat sekali berlalu. Sekarang dah gede aja kita >.<
LikeLike
Tau-tau ntar jadi tua. Yah yang penting waktu yang dihabiskan membuat kita semakin bijaksana dan dewasa.
LikeLiked by 1 person
Iya Kak Yuni. 🙆
LikeLike
Dulu aku pun pernah bercita-cita. Ingin menjadi penyanyi ceritanya. Menjadi seniman juga pernah kucita-citakan.. Akhirnya aku sadar. Suaraku tak seperti iwan fals, fales nya aja yg ada. Aku juga cepet bosan dan gak telaten dalam menggambar.. Sekarang, aku hanya sdg berusaha meraih cita-cita yg lain, gak usah disebut, takut gak kesampaian nanti malu.. 😂
LikeLiked by 2 people
Mungkin kakak kudu pantang menyerah. :”) semoga meski ga disebut nanti akan kesampaian. turut mendoakan Kak :))
LikeLiked by 1 person
Terimakasih banyak. Kutitip doa untukmu juga. :))
LikeLiked by 1 person
Sama-sama 🙂
terima kasih juga kak.
LikeLike